Ia mencontohkan, investor asal China, Hongkong, dan Korea Selatan yang datang untuk membangun pabrik alas kaki di Brebes.
“Sebagai contoh Brebes, sebanyak 25 investor yang masuk semuanya di sektor alas kaki. Memang padat karya, yang nilai investasinya gak terlalu tinggi, tapi banyak menyerap tenaga kerja. Kalau DKI Jakarta kan sektor jasa, sebagai Ibu Kota Negara,” sambung dia.
Meskipun capaian realisasi investasinya tergolong rendah jika dibandingkan dengan empat provinsi lainnya, Sakina menyoroti jumlah penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah yang tertinggi ketimbang provinsi lainnya.
“Meskipun Jateng realisasi investasinya dibandingkan provinsi lain itu kalah, nyatanya realisasi penyerapan tenaga kerjanya tertinggi keitmbang provinsi lainnya di jawa, ada 409.338 tenaga kerja terserap dibandingkan Jabar dan DKI,” jelas dia.
Mulai dilirik pendatang baru, Thailand investasi pabrik ban di Jawa Tengah
Tak jauh beda dengan realisasi investasi tahun sebelumnya, Singapura masih menjadi negara pertama dengan jumlah investasi terbesar di Jawa Tengah, mencapai Rp8,67 triliun. Disusul oleh Hongkong (China) senilai Rp8,039 triliun, Korea Selatan Rp5,42 triliun, dan China Rp4,26 triliun.
Menariknya, Thailand menjadi pendatang baru dalam lima besar negara asing yang melakukan investasi di Jawa Tengah. Adapun Thailand melakukan investasi sebesar Rp1,8 triliun selama tahun 2024.
BACA JUGA: Rob dan Banjir Semarang Terkendali, Nana Sudjana: Investor Lebih Nyaman Berinvestasi
Sakina menyebut, investor asal Thailand itu membangun pabrik ban yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus Kendal.
“Untuk Thailand yang terbaru ini di pabirk ban, ternyata potensi yang besar juga. Thailand memutuskan untuk melakukan investasi di Jateng, sektornya adalah produk ban kendaraan,” pungkas dia. (*)
Editor: Farah Nazila