Scroll Untuk Baca Artikel
Pendidikan

Rektor UPGRIS Apresiasi Upaya Walikota Semarang Entaskan Kasus Stunting

×

Rektor UPGRIS Apresiasi Upaya Walikota Semarang Entaskan Kasus Stunting

Sebarkan artikel ini
Rektor UPGRIS Stunting
Rektor Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Dr Sri Suciati mengapresiasi upaya Walikota Semarang entaskan stunting. (Ellya/beritajateng.tv)

“Data bisa saja berubah-ubah karena seseorang yang hari ini mampu, beberapa hari kemudian menjadi miskin karena sebab tertentu,” ujarnya.

Kendati begitu, ia menyebut penyebab kemiskinan pada umumnya adalah pendidikan yang rendah. Namun, menurutnya akses pendidikan telah buka lebih luas terutama bagi masyarakat miskin.

Rektor UPGRIS Apresiasi Penurunan Stunting

“Akses pendidikan dasar bagi warga Kota Semarang semakin bagus. Kebijakan sekolah swasta gratis juga patut diapresiasi,” katanya. Ia menjelaskan guru masih perlu perhatian lebih lewat pelatihan peningkatan keprofesionalan berkelanjutan, agar pendidikan di Kota Semarang makin berkualitas.

Di sisi lain, dalam pengendalian inflasi, Suci mengapresiasi Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Ada beberapa inovasi yang mampu menekan inflasi di tengah harga sembako yang masih tinggi. Beberapa program seperti ‘Pak Rahman’ dan ‘Pandawa Kita’ mampu menstabilkan komoditas pangan, khususnya beras.

“Apresiasi untuk beberapa program Pemkot Semarang untuk menekan inflasi pangan,” kata Suci.

Doktoral Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini menyatakan, posisi Kota Semarang amat strategis bagi investor untuk menanamkan modalnya. Semarang menurutnya, adalah salah satu kota dagang dan pusat jasa teraktif di Indonesia.

“Ibu Ita menangkap peluang besar ini dengan menggandeng para investor menyediakan tempat. Mal-mal baru untuk memenuhi kebutuhan dan aktivitas masyarakat modern, tidak hanya masyarakat Semarang saja. Tetapi kawasan penyangga Kota Semarang yang tidak banyak memiliki mal dan pusat perbelanjaan,” ujarnya.

Baginya, seiring pesatnya perkembangan pusat perbelanjaan di Kota Semarang. Pemberdayaan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui produk-produk tradisionalnya juga perlu ditingkatkan.

Perlu adanya regulasi yang mengatur kewajiban memberikan ruang bagi UMKM di pusat perbelanjaan. Selain itu, kata dia, pemerintah kota juga perlu menyiapkan para pelaku UMKM melalui pelatihan misalnya agar bisa menampilkan usahanya secara modern.

“Dengan makin maraknya pusat perbelanjaan di Kota Semarang membuka peluang bagi warga untuk mendapatkan pekerjaan,” katanya. (*)

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan