SEMARANG, beritajateng.tv – Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (39) hingga kini masih menjadi pertanyaan besar di Indonesia.
Selama kasus ini bergulir, tak sedikit warganet yang menduga beberapa hal yang mungkin diplomat tersebut lakukan maupun dilakukan kepadanya.
Bahkan, ada sebuah hasil pemeriksaan yang menyebut bahwa alasan di balik kematian Arya Daru adalah Auto Erotic Afficitation, atau perilaku yang individu lakukan untuk memuaskan hasrat seksualnya.
Namun, benarkah hal tersebut?
Mantan Kabareskrim dan mantan duta besar Indonesia untuk Myanmar, Komjen (Purn.) Ito Sumardi tidak setuju yang terjadi pada Arya merupakan bunuh diri maupun perilaku seksual.
BACA JUGA: Imbas Konflik Iran-Israel, Menteri P2MI Tahan Calon Pekerja Migran Berangkat ke Timur Tengah
Arya yang pernah menjadi anak buah Ito ini disebut mengalami kematian yang tidak wajar.
“Kematian di bagi menjadi dua, kematian wajar dan tidak wajar. Kematian tidak wajar di bagi menjadi dua, yaitu karena pembunuhan atau bunuh diri. Dan ini (kematian Arya) tidak wajar,” Kata Ito dalam podcast Close The Door yang beritajateng.tv kutip pada Senin, 28 Juli 2025.
Ito menyebut, bahwa lakban yang terlilit di kepala Arya Daru ini bukanlah lakban biasa.
“Lakban itu tidak diperoleh di pasaran. Hanya ada di online,” ujarnya.
Maka dari itu, ia menyarankan autopsi untuk mengungkap penyebab kematian Arya.
Ketika Deddy Corbuzier menanyakan soal pendapat Ito apakah kasus ini merupakan kasus bunuh diri atau tidak, Ito mengatakan bahwa menurutnya, ini merupakan pembunuhan.