“Kita sebenarnya mencoba menghilangkan presepsi orang-orang jaman dulu soal rumah biliar, dulu mikirnya tempat kotor, tempat, minum, judi, segala macam,” kata Nico.
Meski memiliki cafe and bar, Simple Billiards berkomitmen untuk tidak menjual minuman beralkohol dan bir. Pengunjung pun tidak boleh membawa makanan dan minuman apapun dari luar.
Begitu pula di Plasa Billiard. Mereka tidak menjual minuman beralkohol. Bahkan, Plasa Billiard menyediakan tempat ibadah mushola.
“Kalau dulu ke rumah billiard mungkin malu-malu, kalau sekarang udah nyaman karena udah hal biasa,” kata Ninik.
BACA JUGA: Gabungkan Cafe dan Burjo, Warkop Gelora Hadirkan Sensasi Nongkrong Kekinian dengan Harga Terjangkau
Keduanya pun berharap, tren bermain bola billiard dapat bertahan lama. Syukur-syukur bisa menjadi gaya hidup masyarakat untuk refreshing selepas penatnya beraktivitas seharian.
“Menjamurnya rumah billiard untuk support olahraga billiard lebih berkembang. Kita bersyukur olahraga billiard sekarang jadi ter-spotlight,” tandas Nico. (*)
Editor: Farah Nazila