“Kerusakan lingkungan adalah investasi buruk jangka panjang. Kalau tidak mulai dari sekarang, kapan lagi kita memperbaikinya?” tegasnya.
Rumah Enzym: Inovasi dari Limbah Organik
Melalui Rumah Enzym, Danang fokus mengolah limbah organik menjadi produk bermanfaat. Cairan eco-enzym hasil fermentasi sampah organik dapat diproduksi menjadi sabun, pupuk organik cair, hingga cairan pembersih multifungsi.
“Mayoritas sampah di Indonesia adalah limbah organik. Dengan eco-enzym, sampah itu bisa diolah menjadi produk bernilai. Sekaligus mengedukasi masyarakat agar melihat sampah sebagai sumber daya,” jelasnya.
Edukasi Ekologi hingga ke Sekolah dan Komunitas
Selain Rumah Enzym, Danang juga aktif dalam Alam Lejar Bhumi Immaculata yang berfokus pada edukasi ekologi. Ia kerap mengisi pelatihan untuk mahasiswa, komunitas, hingga ibu-ibu PKK.
“Tantangan terbesarnya adalah keberlanjutan gerakan. Karena isu lingkungan butuh kolaborasi, tidak bisa hanya mengandalkan satu komunitas. Semua pihak harus terlibat,” ujarnya.
BACA JUGA: Gelar Pameran Tunggal “Petualang Bahari” Dosen Arsitektur SCU Tampilkan Potret Keseharian Para Pelaut
Baginya, gerakan kecil di tingkat komunitas akan memberi efek domino bagi kesadaran ekologis masyarakat.
“Lingkungan bukan hanya tanggung jawab segelintir orang. Ini tanggung jawab seluruh umat manusia. Kalau anak muda tidak mulai sekarang, siapa lagi?” tutupnya. (*)
Editor: Farah Nazila