Jateng

Salah Satunya oleh Narasumber, Jurnalis Perempuan Kota Semarang Belum Aman dari Kekerasan Seksual

×

Salah Satunya oleh Narasumber, Jurnalis Perempuan Kota Semarang Belum Aman dari Kekerasan Seksual

Sebarkan artikel ini
Kekerasan Seksual
Sub Bidang Pengaduan dan Penanganan Kekerasan Seksual Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Dyah Ayu Pitaloka, saat ditemui di Kota Semarang, beberapa waktu yang lalu. (Fadia Haris Nur Salsabila/beritajateng.tv)

“Biasanya reporter perempuan itu enggak bertahan lama karena kondisi di lapangan yang keras, budaya ruang redaksi yang maskulin juga sering menyulitkan reporter-reporter baru. Apalagi untuk naik ke editor, susah karena di reporter saja sudah enggak banyak yang bertahan,” lanjutnya.

Pentingnya ruang redaksi sensitif gender agar jauh dari kekerasan seksual

Meski jurnalis merupakan salah satu pekerjaan yang dekat dengan ‘kerja lapangan’, namun Dyah berharap banyak media yang mau memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk meniti kariernya.

Salah satu caranya adalah dengan tidak membedakan gender untuk mengisi jabatan penting dalam ruang redaksi.

Dyah menyebut, terdapat beberapa media yang sudah mulai sensitif gender dan bertumpu fokus pada kesetaraan gender. Misalnya seperti Konde.co, Magdalene, dan Project Multatuli.

BACA JUGA: Judul dan Narasi Pemberitaan Masih Tak Ramah Perempuan, AJI Indonesia Ungkap Pentingnya Pemahaman Gender Bagi Media

Selain itu, Dewan Pers juga tengah menyusun SOP atas penanganan kekerasan seksual yang diharapkan dapat menjangkau ruang redaksi.

“Harapannya dengan SOP penanganan kekerasan seksual ini, kesadaran tentang gender itu juga akan muncul dan dampaknya juga akan dirasakan oleh bagaimana kantor media memperlakukan pekerja-pekerja yang perempuan, memberikan ruang atau kultur bekerja yang lebih ramah pada perempuan,” tandasnya. (*)

Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan