REMBANG, beritajateng.tv – Putusan 90 yang mengubah syarat calon presiden dan calon wakil presiden di Mahkamah Konstitusi beroleh kritikan tajam dari masyarakat.
Kritik semakin meningkat setelah MKMK menyatakan Hakim MK Anwar Usman dan rekan-rekannya melanggar etik atas putusan 90 tersebut.
Banyak pihak menilai bahwa demokrasi di Indonesia telah mengalami cedera, termasuk sastrawan dan pendiri majalah Tempo, Goenawan Mohamad.
BACA JUGA: Putusan MKMK Resmi Copot Ketua MK Anwar Usman, Begini Tanggapan Bambang Pacul
Goenawan menilai bahwa situasi politik saat ini menunjukkan bahwa kesetiaan dan jabatan bisa diperjualbelikan. Ia khawatir bahwa kepercayaan masyarakat terhadap sesama semakin menipis.
“Kita pergi ke Gus Mus untuk bersilaturahmi, tetapi juga untuk berbagi perasaan dan saling menularkan semangat agar kepercayaan kepada sesama bisa pulih. Karena saat ini, kepercayaan kepada sesama sangat tipis,” ujar Goenawan setelah bertemu dengan Gus Mus bersama Majelis Permusyawaratan Rembang untuk membahas situasi politik terkini, Minggu, 12 November 2023.
BACA JUGA: Terbukti Langgar Etik, Anwar Usman Tercopot dari Ketua MK Usai Berkorban untuk Sang Ipar dan Gibran
Polemik Mahkamah Konstitusi bukti aturan di Indonesia gampang berubah demi kepentingan elite
Goenawan mengajak masyarakat untuk lebih terbuka dan ikut menyuarakan keresahan tersebut. Ia menekankan bahwa polemik di Mahkamah Konstitusi membuktikan bahwa aturan di Indonesia dapat berubah dengan mudah demi kepentingan elite.