CILACAP, beritajateng.tv – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan berdasarkan analisis curah hujan di seluruh wilayah Jateng pada dasarian (10 hari) ketiga bulan September 2023 masih termasuk kategori rendah atau 0-50 milimeter per dasarian.
“Hal itu berdasarkan hasil analisis yang BMKG Stasiun Klimatologi (Staklim) Jawa Tengah rilis hari ini,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet), Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, di Cilacap, Minggu, 1 Oktober 2023.
BACA JUGA: Kenapa di Jateng Panas Ekstrem? BMKG Ungkap Alasannya, Semarang Tembus 38 Derajat
Sementara dari hasil pemantauan hari tanpa hujan (HTH) yang dilakukan Staklim Jawa Tengah pada dasarian ketiga bulan September, lanjutnya, diketahui bahwa 44 persen wilayah Jateng masuk kriteria kekeringan ekstrem karena lebih dari 60 hari tanpa hujan.
Selanjutnya, 15 persen wilayah Jateng masuk kriteria sangat panjang (31-60 hari tanpa hujan), 1,4 persen wilayah Jateng masuk kriteria panjang (21–30 hari tanpa hujan), 33 persen wilayah Jateng masuk kriteria menengah (11-20 hari tanpa hujan), 0,6 persen wilayah Jateng masuk kriteria pendek (6-10 hari tanpa hujan), dan 6,1 persen wilayah Jateng masuk kriteria sangat pendek (1-5 hari tanpa hujan).
“Prakiraan probabilistik curah hujan pada dasarian pertama bulan Oktober. Peluang lebih dari 90 persen curah hujan rendah. Atau kurang dari 50 milimeter per dasarian di seluruh wilayah Jawa Tengah,” jelasnya.
Prakiraan curah hujan Jateng bulan Oktober-November
Ia pun menuturkan terkait prakiraan deterministik curah hujan pada dasarian pertama bulan Oktober hingga dasarian pertama bulan November. Ia mengatakan pada dasarian pertama dan dasarian kedua bulan Oktober, curah hujan di seluruh wilayah Jateng menurut prakiraan masuk kriteria rendah (0-50 milimeter).