SEMARANG, beritajateng.tv – Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, membeberkan tantangan atau kerawanan menjelang Pilkada 2024, utamanya selama masa kampanye berlangsung.
Terlebih, pihaknya tengah viral akibat video pendek yang menunjukkan dirinya enggan bersalaman dengan calon Gubernur (Cagub) nomor urut 1, Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa.
Hal itu Nana sampaikan saat beritajateng.tv jumpai di Hotel Patra Semarang, Kamis, 26 September 2024. Nana menilai, masa kampanye yang berlangsung mulai Rabu, 25 September 2024 itu merupakan masa yang cukup rawan.
“Saat ini kita memasuki tahapan kampanye, kampanye kan merupakan salah satu tahapan yang kita anggap rawan, karena ada penyampaian visi, misi, dan keterlibatan daripada massa simpatisan yang ikut dalam kegiatan itu,” tutur Nana.
Dalam kesempatan itu, Nana menyinggung penggunaan teknologi yang arahnya tak positif dan bisa disalahgunakan. Adapun hal itu, kata dia, mencakup penyebaran berita bohong hingga ujaran kebencian.
BACA JUGA: Nana Sudjana Raih Penghargaan karena Peningkatan Transformasi Digital di Jateng, Predikat Memuaskan!
“Yang selama ini terjadi terkait hoaks atau berita bohong, ujaran kebencian. Biasanya netizen lakukan untuk menjatuhkan lawan, hate speech, dan juga black campaign atau kampanye hitam muncul di dalam pelaksanaan Pilkada tersebut,” jelas Nana.
Lebih lanjut, hal yang ia bisa lakukan sebagai eksekutif, tak lain adalah tindakan pencegahan.
“Kami lebih ke pencegahan, bahwa apa yang dilakukan seperti hoaks, ujaran kebencian, itu adalah perbuatan yang tidak baik. Secara pidana bisa dipidanakan,” tegas Nana.
Ia berharap, baik pasangan calon (paslon) maupun pendukungnya bisa menjual visi-misi dan gagasan. Bukan malah melakukan kampanye hitam untuk menjatuhkan lawan.