“Jadi nanti sama-sama terdongkrak, sekolahnya, juga anak-anaknya pintar, mengerti tentang lingkungan, kampung tematiknya juga, terangkat, itu yang sebenarnya pemerintah harapkan dari Kurikulum Merdeka,” tambahnya.
Tak sedikit guru dan sekolah yang masih memerlukan waktu peralihan
Bambang menambahkan, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang masih baru. Tak heran jika dalam pelaksanaannya pemahaman guru dan kepala sekolah masih variatif.
Namun demikian, ia menilai jika pemahaman guru dan kepala sekolah di Kota Semarang akan kurikulum tersebut telah terlaksana dengan baik.
“Masih (penyesuaian) tapi kalau saya amati rata-rata kepala sekolah sudah mulai paham,” katanya.
Sementara itu, Kemendikbud Ristek mengakui jika masih banyak guru yang saat ini belum menggunakan Kurikulum Merdeka. Hal tersebut disampaikan melalui Pengembang Ahli Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Taufiq Damardjati.
BACA JUGA: Gelar FGD Pola Asuh Anak, Dinas Pendidikan Kota Semarang Ajak Orang Tua Terapkan Happy Parenting
Oleh karenanya, Taufiq menyebut jika nantinya akan ada pemberian waktu untuk guru melakukan peralihan.
Meski begitu, Kemendikbud Ristek tetap akan mengesahkan Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum nasional. (*)
Editor: Farah Nazila