Scroll Untuk Baca Artikel
Ekbis

Sektor Tekstil di Jawa Tengah Terpukul, Disnakertrans: Banjir Impor dari Tiongkok Sulut PHK

×

Sektor Tekstil di Jawa Tengah Terpukul, Disnakertrans: Banjir Impor dari Tiongkok Sulut PHK

Sebarkan artikel ini
Tekstil Jawa Tengah
Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Industri (HI) Disnakertrans Jawa Tengah, Ratna Dewajati, saat dijumpai di kantornya, Selasa, 1 Oktober 2024 sore. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

“Dia [pengusaha tekstil di Jawa Tengah] juga gak mau produksi, karena melihat bahwa dia sudah tersaingi oleh produk-produk dari Cina yang sangat jauh lebih murah tapi kualitasnya terjaga,” tandas Ratna.

BACA JUGA: Bukan 14 Ribu, Hanya 8 Ribuan Pekerja Jawa Tengah Kena PHK, Sisanya ke Mana?

Sebelumnya, Sekretaris Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jawa Tengah, Aulia Hakim, turut menanggapi PHK yang paling banyak terjadi di industri tekstil dan garmen di Jawa Tengah.

Berdasarkan analisa litbang KSPI, tutur Aulia, badai PHK tak terlepas dari munculnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 tentang Pelepasan Peti Kemas Barang Impor.

“Itu kan Permendag sebelumnya menahan itu, karena posisi produksi di dalam negeri overload. Namun di lapangan dilepas dengan Permendag itu,” terang dia.

Alhasil, barang tekstil dan garmen dari Tiongkok dan Korea Selatan membanjiri pasar dalam negeri.

Terlebih, kata dia, Tiongkok mampu menjual barang murah dengan kualitas yang layak jual. Selain itu, ada penurunan daya beli pada kelas menengah menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

“Produk Tiongkok cenderung lebih murah dan berkualitas. Persaingan itu terjadi di pasar. Perlu diingat penurunan daya beli di kelas menengah atas menurut BPS sampai 30 persen,” bebernya. (*)

Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan