Melalui langkah ini, para petani akan mendapatkan hasil yang melimpah, sehingga tidak akan ada kendala dalam hal permodalan, persiapan lahan, dan perawatan tanaman pertanian ke depannya.
“Kalau sewa kan mahal, jadi kita akan membuat petani ini bekerja dengan nyaman karena sistem bagi hasil. Banyak sekali petani yang selama ini menyewa lahan dan itu tidak untung,” jelasnya.
Pilot Project Pertanian Perkotaan Milenial
Untuk memantapkan program ini, Mbak Ita juga mendorong terbentuknya Badan Usaha Milik Petani yang berisi anak-anak muda. Sehingga hal tersebut bisa lebih mendorong milenial untuk terus semangat dalam bertani.
“Kita mendorong juga karena akan ada pilot project city farming. Istilahnya kalau anak-anak muda itu bukan urban farming, tapi city farming. Itu nanti untuk hilirnya kita siapkan badan usaha milik pemuda petani, sehingga meskipun Kota Semarang metropolitan. Tapi insya-Allah bisa menjadi daulat pangan,” imbuhnya.
Sementara itu, Mbak Ita kini tengah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk memetakan lokasi mana saja yang bisa digunakan sebagai lahan pertanian dalam projyek ini. Ia memastikan di tahun 2024, Pemerintah Kota Semarang telah siap untuk memulai atau menjalankan program tersebut.(*)
Editor: Elly Amaliyah