SEMARANG, beritajateng.tv – Kota Semarang kini memiliki moda transportasi baru yang unik dan bernuansa nostalgia. Setelah sukses beroperasi di Yogyakarta, Bajaj Maxride resmi mengaspal di Semarang sejak 17 September 2025.
Tidak hanya menawarkan pilihan mobilitas berbeda, kehadiran bajaj juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga kota. Penanggung Jawab Maxride Cabang Semarang, Siva Gesita, mengungkapkan alasan memilih Semarang sebagai kota kedua di Pulau Jawa.
“Semarang punya potensi besar untuk bisnis transportasi alternatif. Setelah sukses di Jogja, kami memberanikan diri hadir di Semarang. Alhamdulillah, animo masyarakat sangat positif,” ujarnya saat beritajateng.tv temui di kantornya pada Sabtu, 20 September 2025.
Sejak peluncuran, aplikasi Maxride telah diunduh lebih dari 1.000 kali, dengan 22 unit bajaj beroperasi di titik-titik strategis seperti Simpang Lima, Kota Lama, dan pusat perbelanjaan.
BACA JUGA: Isi Liburan Sekolah dengan Kegiatan Edukatif, Begini Serunya Keliling Semarang Naik Bajaj
Menurut Siva, bajaj Maxride bukan sekadar moda transportasi, tetapi juga bagian dari gaya hidup modern. Fenomena ini sudah terlihat di Yogyakarta, di mana bajaj menjadi tren bagi wisatawan maupun warga lokal.
“Di Jogja, bajaj sudah jadi gaya hidup. Di Semarang kami juga ingin menghadirkan hal serupa, terutama untuk ibu-ibu yang butuh transportasi aman saat ke pasar atau mengantar anak sekolah,” kata Siva.
Buka Lapangan Kerja Lewat Sistem Kemitraan
Selain untuk penumpang, Maxride juga membuka peluang bagi masyarakat untuk menjadi mitra pengemudi. Sistemnya berbasis sewa unit bajaj dengan biaya terjangkau.
“Banyak warga yang mendaftar jadi driver. Ini bukan hanya soal transportasi, tapi juga cara kami membuka lapangan kerja di Semarang,” lanjut Siva.
Bayu Subolah, City Manager Maxride dan Maxauto, menegaskan pihaknya optimistis karena masyarakat kini lebih percaya menggunakan aplikasi.