“Krisis iklim sangat berdampak di segala lini masyarakat, misalnya gerah-gerahnya akhir-akhir ini semakin terasa, apalagi di Kota Semarang, jadi kita lingkup kecil berusaha menyuarakan pendapat-pendapat dari hal sederhana,” sambungnya.
Mencintai alam dengan merawatnya
Istimewanya, kegiatan ini merupakan kali pertama mapala se-Kota Semarang menggelar aksi. Tak kurang 7 perguruan tinggi ikut serta dalam aksi simpatik ini.
Selain merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, dengan aksi ini, mereka ingin memperkenalkan jika mapala tidak hanya sekedar naik gunung. Lebih dari itu, mapala juga merawat dan mengenal alam dari hati.
“Arti pecinta alam itu kita lebih merawat alam, lebih mengenal alam, karena mapala juga sering berkegiatan di alam, entah di gunung di goa, di tebing, jadi lebih tau bagaimana karakter alam dan yang ada di dalamnya,” tuturnya.
BACA JUGA: Fenomena Semarang Adem di Musim Kemarau, BMKG Ahmad Yani Ungkap Ada Gangguan Atmosfer, Apa Itu?
Rizki pun berharap, pesan dalam aksi kali ini bisa tersampaikan kepada masyarakat luas. Khususnya kepada para calon pemimpin yang akan bertarung dalam Pilkada nantinya. (*)
Editor: Farah Nazila