“Sembilan tahun saya kuliah di Amerika. Saya tahu seluk-beluk, repotnya, enaknya, hingga susahnya kuliah di sana. Saya tulis lengkap kalau ada mahasiswa yang pengen ke Amerika, dari cari beasiswa hingga ujian kelulusan,” lanjutnya.
Sudah terbitkan 14 buku dari berbagai genre, novel menjadi favorit
Kini, Yosep telah menerbitkan total 14 buku. Dari semuanya, yang paling membekas untuk Yosep adalah novel. Apalagi, butuh 40 tahun bagi Yosep untuk bisa menulis novel.
“Doa saya terkabul setelah lebih dari 40 tahun baru bisa menulis novel. Perjalanan dan pergulatan yang sangat panjang, kecintaan saya terhadap sastra nyatanya tidak pernah pudar,” ucap penulis Semarang itu.
Menurutnya, dalam menulis novel, penulis cenderung lebih bebas dalam mengekspresikan isi, hati, pemikiran, dan perasaannya. Berbeda dengan penulisan lain yang cenderung terbatas.
BACA JUGA: Kegiatan Unik Komunitas Bookclub Semarang, Baca Buku Bareng hingga Ratusan Orang
“Saya menulis fiksi, ilmiah, artikel, jurnal, semuanya sudah, itu kerja keras puluhan tahun. Tapi menulis novel itu keinginan yang sangat lama, begitu puas, soal bagus-tidaknya terserah,” terang penulis sekaligus dosen di salah satu universitas swasta di Semarang tersebut.
Salah satu novel karya Yosep berjudul Sireping Prahara. Menggunakan bahasa Jawa, novel tersebut berisi kisah cinta antara pemudi Jawa dan pemuda Tionghoa. Rencananya, akan ada sekuel kedua dan ketiga.
“Untuk Sireping Prahara, dia buku yang kedua sudah saya kirim ke penerbit, yang ketiga baru akan saya tulis, mohon doanya,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi