DPU juga menilai kapasitas saluran air dari wilayah atas menuju Simpang Lima masih kurang. Pemkot memberikan izin untuk menambah jalur drainase baru sebelum 30 Desember agar air dari kawasan hulu dapat langsung mengalir ke sungai tanpa menumpuk di pusat kota.
Agustina menegaskan bahwa proses pengecekan tidak hanya berhenti di Simpang Lima. Setelah perbaikan di titik itu selesai, tim lain akan turun ke area hilir dan hulu untuk memastikan tidak ada saluran lain yang tersumbat.
BACA JUGA: Upaya Tekan Emisi, DPRD Minta Pemkot Semarang Tingkatkan Layanan Transportasi Massal
Ia menyebut salah satu penyebab persoalan banjir adalah pembangunan puluhan tahun yang tidak selalu mengikuti peta sejarah aliran air. Karena itu, Pemkot kini melakukan penataan ulang dari awal untuk memastikan arah aliran kembali sesuai jalur sebenarnya.
“Harapannya, banjir di Simpang Lima yang seharusnya tidak terjadi bisa benar-benar hilang. Setelah ini kita juga menyasar titik rawan seperti Terboyo dan Kaligawe,” ujar Agustina.
Selain itu, tim kecil dari berbagai OPD terus memantau debit air di sejumlah titik, termasuk di kawasan Banjir Kanal Timur. Mereka melaporkan kondisi harian untuk memastikan kesiapan jika terjadi hujan ekstrem.
Agustina menegaskan bahwa banjir tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, tetapi dapat dikendalikan. Ia meminta masyarakat ikut menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah ke saluran air.
“Ini upaya bersama. Pemerintah bekerja setiap hari, tapi masyarakat juga harus mendukung agar banjir bisa kita kendalikan dengan baik,” tutupnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah













