Adapun untuk program Speling Melesat sudah terlaksana di 560 desa se-Jawa Tengah dengan total 62.169 jiwa terlayani.
BACA JUGA: Melalui Program Speling, Pemprov Jateng Upayakan Pemerataan Layanan Kesehatan
Terobosan Speling
Sementara itu, dalam Program Speling Melesat juga terdapat TB Express. Kegiatan tersebut merupakan terobosan untuk penemuan kasus tuberkulosis menggunakan alat X-Ray Portable Rapid Early Screening System. Program ini bertujuan untuk mengakselerasi penurunan tuberkulosis sampai 50%.
“TBC di wilayah kita juga menjadi prioritas. Begitu kita dapatkan melalui X-Ray portable itu, kemudian diobati, diawasi secara berkala, dan dievaluasi sampai tuntas,” jelasnya.
Berdasarkan Buku Saku Dinkes Jawa Tengah Triwulan II 2025, data tuberkulosis di provinsi ini estimasinya mencapai 107.488 kasus. Sementara itu, jumlah penemuan kasus tuberkulosis per 30 September 2025 sebanyak 63.398 kasus atau 58,98%.
BACA JUGA: Penuhi Kebutuhan Air Bersih Warga, Pemprov Jateng Terus Memperluas Program Desalinasi
Sebaran Data Penderita Tuberkulosis
Berdasarkan hasil program Speling Melesat, tercatat ada 9.140 orang teridentifikasi gejala tuberkulosis. Dari jumlah itu, 1.847 orang telah melakukan rontgen thorax (dada) dengan 626 orang hasilnya sugestif. Untuk tindak lanjutnya dengan Tes Cepat Molekuler (TCM) sebanyak 525 orang.
Sementara itu, Sekjen Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan, angka kasus tuberkulosis di Indonesia masih tinggi. Maka dari itu, pemerintah bersama stakeholder harus konsentrasi untuk menurunkan angka tersebut dengan target tahun 2030 menjadi nol kasus tuberkulosis.
“CKG dan Speling Melesat ini salah satunya mengecek apakah ada TB atau tidak. Kalau hasilnya positif kan sudah diketahui by name by address, kemudian kita lihat tindaklanjutnya. Termasuk cek orang di sekitar karana kita harus cegah penyebarannya,” katanya. (*)
Editor: Andi Naga Wulan.