Subagio sebut tak ada perbedaan signifikan pada Kurikulum Nasional dan Merdeka
Menurutnya, Kurikulum Nasional dan Kurikulum Merdeka sebenarnya hampir sama. Tak ada perbedaan yang begitu signifikan.
Hanya saja, kata Subagio, terdapat perbedaan pada P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
“Kalau dari sekolah penginnya P5 itu sederhana, tapi dari orang tua yang kadang bikin itu gak sederhana, sehingga memberatkan, ini yang jadi evaluasi sehingga kegiatan P5 di kurikulum ini masuk ke dalam kokurikuler,” terangnya.
Subagio menuturkan, kokurikuler merupakan kegiatan di luar kelas untuk memperkuat, memperdalam, atau memperkaya materi pelajaran yang sudah siswa pelajari dalam kegiatan intrakurikuler.
“Kokurikuler menguatkan intrakurikuler, contohnya di mapel fisika nanti kokurikulernya itu kegiatannya gabungan atau lintas mapel, berkolaborasi membuat suatu project sehingga penilaiannya secara bersama,” ungkap dia.
BACA JUGA: Unik dan Gak Sok Asyik, Ini 5 Contoh Pesan dan Kesan untuk Kakak OSIS Pendamping MPLS 2024
Dalam penerapan ini, Subagio menyebut implementasi lintas mapel begtiu memungkinkan.
“Misal di IPA kan ada beberapa disiplin ilmu. Contohnya kulit pisang kenapa di lantai bisa bikin terpeleset, itu dikaji lebih mendalam. Kalau di intrakurikuler kan gak sedetail itu, di situ [kokurikuler] akan dikaji lebih mendalam. Kalau di fisika gesekannya, di biologi apa yang terkandung di dalam itu,” pungkas Subagio. (*)
Editor: Farah Nazila