BLORA, beritajateng.tv – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen di Blora menjadi rumah bagi siswa-siswi yang mayoritas berasal dari luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan dan Papua.
Meskipun saat ini hanya memiliki 60 murid, kepala sekolah Kustiah optimis bahwa sekolahnya akan terus berkembang dengan memberikan bekal ilmu di luar pelajaran nasional.
Kustiah menerapkan berbagai inovasi pendidikan, termasuk memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam sayuran dan beternak.
Program ini tidak hanya memberikan pendidikan formal sesuai kurikulum nasional, tetapi juga melatih siswa untuk mandiri.
BACA JUGA: Tak Ada Sengketa Pemilu, Bawaslu Blora Kembalikan Anggaran Rp1,3 M ke Pemda
Hasil pertanian dan peternakan dapat dijual dan dinikmati bersama, menciptakan rasa kebersamaan di antara siswa.
Selain kegiatan bertani dan beternak, siswa juga terbekali keterampilan membuat kue dan menjahit. Dengan demikian, harapannya mereka dapat menjadi pribadi yang mandiri setelah menyelesaikan pendidikan.