SEMARANG, beritajateng.tv – Kepala SMP Institut Indonesia Semarang, Dra. Hermien Budiwismaningrum, M.Si., menyampaikan keprihatinannya terkait Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di sekolah negeri yang dinilai merugikan sekolah swasta.
Hermien mengungkapkan bahwa pengumuman penerimaan sekolah negeri yang berlangsung dalam dua tahap berdampak signifikan terhadap jumlah siswa yang sebelumnya telah mendaftar ke sekolah swasta, termasuk di SMP Institut Indonesia Semarang.
“Lima siswa yang awalnya sudah mendaftar di sini dan bahkan sudah menerima paket seragam, akhirnya pindah ke sekolah negeri setelah pengumuman tahap kedua. Padahal, mereka adalah siswa-siswa berprestasi, salah satunya juara paskibra tingkat nasional,” ujarnya saat beritajateng.tv temui di kantornya belum lama ini.
Tak hanya itu, ia juga menyayangkan fenomena serupa yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Bahkan ada siswa yang sudah duduk di semester dua atau naik ke kelas 8, namun kemudian di minta pindah ke sekolah negeri karena memiliki prestasi tertentu.
“Kami sangat berharap ke depannya pengumuman penerimaan di sekolah negeri cukup di lakukan satu kali saja. Ini demi keadilan dan kesempatan yang seimbang bagi sekolah swasta yang juga memiliki peran besar dalam dunia pendidikan,” tegasnya, sembari mewakili aspirasi SMP swasta lainnya.
BACA JUGA: Viral Guru Gunting Seragam Siswa SMP di Sragen Jateng, Ini Penjelasan Pihak Sekolah
Ia juga menyinggung tantangan lain yang sekolah swasta hadapi. Meningkatnya jumlah sekolah negeri dan lembaga pendidikan yang menawarkan biaya gratis membuat persaingan semakin ketat.
Meski demikian, Hermien bersyukur karena tahun ini SMP Institut Indonesia Semarang tetap berhasil menerima 203 siswa baru yang terbagi dalam tujuh kelas.
Dalam hal pendidikan karakter, sekolah ini menekankan pentingnya kedisiplinan, sopan santun, dan pembiasaan ibadah harian. Para siswa diwajibkan hadir tepat waktu pukul 06.30 dan mengikuti kegiatan keagamaan sesuai dengan agama masing-masing.
“Meskipun kami sekolah nasional, kami memfasilitasi semua agama. Ada pembinaan untuk siswa Islam, Kristen, Katolik, Hindu, bahkan Buddha,” jelasnya.
Di sisi akademik, SMP Institut Indonesia menerapkan kurikulum terbaru dengan pendekatan deep learning dan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5).