SEMARANG, beritajateng.tv – Wacana libur sekolah selama bulan Ramadhan terus menjadi perbincangan. Wacana itu muncul dari Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Pakar pendidikan Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Ngasbun Egar menilai, bulan Ramadhan adalah waktu penting bagi umat Islam, termasuk para siswa. Semestinya, kata dia, pemerintah dapat memanfaatkan bulan Ramadan untuk meningkatkan kualitas ibadah siswa muslim.
Oleh karenanya, menurut Ngasbun, bulan Ramadhan sebaiknya bisa diisi dengan berkegiatan-kegiatan produktif.
“Harus dimanfaatkan dengan sebaik-bauiknya, terutama untuk meningkatkan kualitas ibadah puasanya dan ibadah-ibadah terkait lainnya. Jadi kebijakannya bagaimana bulan Ramadhan itu bukan libur sebulan, tapi bisa dimanfaatkan untuk kegiatan produktif,” kata Ngasbun saat beritajateng.tv hubungi, Senin, 20 Januari 2025.
BACA JUGA: Soal Wacana Libur Sekolah Selama Ramadhan, Menag: Pengumuman Paling Lambat Senin
Ngasbun merincikan, ia memiliki tiga usulan terkait proses pembelajaran siswa selama bulan Ramadhan. Yang pertama adalah skema peralihan.
Artinya, kegiatan pembelajaran di sekolah bagi siswa beragama Islam bisa di alihkan menjadi kegiatan bentuk lainnya yang juga produktif. Baik di rumah atau di tempat ibadah. Dengan catatan, sekolah tetap ambil bagian dalam mengorganisir kegiatan peralihan itu.
“Jadi jangan diliburkan, tapi di situ ada program keagamaan yang memang tersusun secara sistematis dan memungkinkan siswa untuk menempuh kegiatan itu tidak harus di sekolah, tapi bisa di lingkungan masing-masing, di rumah masing-masing,” bebernya.
Prioritaskan materi keagamaan di sekolah saat Ramadhan
Usulan yang kedua, lanjut Ngasbun, kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah selama bulan Ramadhan bisa di sesuaikan dengan kegiatan keagamaan. Artinya, materi-materi pembelajaran akan lebih banyak memuat materi kerohanian.