“Reservoir itu kenapa masih ada? Karena itu kan kaitannya dengan peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang dan pengorbanan dr. Kariadi. Sehingga masih ada dan kami lestarikan,” papar Mayang.
Reservoir Siranda Hanya Cadangan
Meskipun, lanjut Mayang, Reservoir Siranda tidak pihaknya gunakan sebagai aliran utama dan hanya cadangan.
“Untuk setiap harinya memang tidak kami gunakan (Reservoir Siranda), hanya ketika switching saat TGM mati. Tapi TGM itu kan hampir tidak pernah mati ya kan. Kecuali kalau ada pipa akselerator terkendala. Cuman saat kami cek, tidak ada kendala apapun selama dua minggu ini,” cerita dia.
“Selama dua minggu, sejak dugaan adanya mayat. Itu memang tidak digunakan alirannya. Jadi warga tidak perlu khawatir,” imbuhnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PDAM Tirta, Yudi Indardo menyayangkan adanya insiden tersebut. “Namanya musibah. Itu kan pagar terkunci, termasuk obyek vital, jadi tidak boleh ada orang terobos itu,” jelasnya.
Yudi juga langsung merespon adanya temuan mayat, dengan menguras dan melakukan disinfektan Reservoir Siranda, sebelum nantinya bisa menggunakannya.
“Kita kuras semua total air di resevoir tersebut. Kasih treatment khusus. Kemudian kita beri disinfektan sebelum kami kasih air yang baru, ada SOP-nya,” kata Yudi melalui sambungan telepon, Sabtu, 16 Agustus 2025.
Dia menjelaskan reservoir merupakan salah satu obyek vital dan kunci, sehingga dia tidak menyangka terjadi peristiwa tersebut tersebut.
Sedikit informasi, pada Sabtu, 16 Agustus 2025, pukul 14.30 WIB ada penemuan sesosok mayat laki-laki di dalam reservoir Siranda Semarang. Dari informasi, identitas korban adalah Dion Kusuma Pratama warga Semarang berusia 21 tahun.
Polisi menerima laporan kehilangan orang kemudian melakukan penelusuran dan mendapati rekaman CCTV, pada 31 Juli 2025 sekitar pukul 05.00 WIB korban berjalan di dekat reservoir dan memanjat pagar. Polisi kemudian mendatangi reservoir dan ternyata menemukan korban sudah mengambang. (*)
Editor: Elly Amaliyah