“Saya pikir ini kebijakan Pemkot yang tidak berpihak pada kebudayaan. Eksistensi komunitas dan para seniman sangat kurang,” ungkapnya.
BACA JUGA: Fasilitas Gedung Ki Narto Sabdo TBRS Belum Lengkap, Seniman Harap Bersabar
Terlebih, ia menyoroti peran para seniman yang ia rasa memiliki potensi besar untuk mengembangkan Kota Semarang. Ia pun meminta Pemkot Semarang untuk terus memberi ruang serta melibatkan seniman dalam upaya pengembangan TRBS.
“TBRS kurang perencanaan. TBRS mau dibawa ke mana tidak jelas, karena hanya kebetulan namanya taman budaya. Ada ruang pertunjukan dan joglo-joglo, tapi maaf dalam tanda kutip agak dibiarkan begitu saja, dan akses-akses pemanfaatannya tidak gampang,” kata Mulyo.
“Perencanaan yang serius terhadap pengembangan ini sebagai sarana tidak hanya hiburan tapi juga pendidikan. Saya rasa kalau konsepnya benar, perputaran uang juga akan terjadi di sini, dan sebagian teman-teman seniman akan bisa merasakan,” imbuhnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi