Padahal, lanjut Wens, berita seperti itu bukanlah hal yang masyarakat butuhkan. Namun, karena berita semacam itu menghasilkan ‘traffic‘ yang tinggi, media sering kali lupa terhadap isu publik.
“Kita cemas dengan situasi ini, kita kehilangan relasi dengan publik, kita kehilangan kepekaan untuk melihat isu-isu publik. Oleh karena itu, AMSI peduli sekali untuk kita mengembalikan jurnalisme ke jalannya,” kata Wensus.
Tumbuhkan peliputan berbasis jurnalisme lingkungan
Dalam pelatihan selama tiga hari ini, para jurnalis diajak untuk lebih memperhatikan terkait liputan berbasis isu lingkungan. Mulai dari memilih topik, mengenali audiens, hingga langkah-langah dalam jurnalisme lingkungan.
Salah satu pemateri dari BBC Media Action, Vita berkesempatan membagikan materi terkait bagaimana cara menarik audiens. Menurutnya, para jurnalis harus pintar melihat segmentasi pembaca dari media masing-masing. Hal tersebut demi bisa menyuguhkan isu lingkungan yang menarik minat pembaca.
BACA JUGA: KPU Sambut Baik Kerja Sama dengan AMSI Sajikan Jurnalisme Cek Fakta Pemilu 2024
Terlebih, lanjut Vita, berita berbasis isu lingkungan memiliki potensi yang besar untuk diminati oleh anak muda. Salah satu cara untuk menarik minat anak muda adalah dengan membuat konten media sosial yang unik.
“Anak muda sekarang mulai lebih peduli dengan lingkungan. Itu dapat kita lihat, misal sekarang ada preloved atau baju bekas, hal tersebut yang bisa kita coba telusuri,” jelasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi