Di tangan sutradara Lele Leila dan Awi Suryadi, Pabrik Gula hadir sebagai tontonan yang komplet.
Arbani Yasiz, Wavi Zihan, dan Ersya Aurelia membawakan peran mereka dengan cukup meyakinkan, meskipun aksen Jawa yang hadir kadang terdengar kurang natural.
BACA JUGA: Intip Kelebihan dan Kekurangan Film Horor Qodrat 2, Hadirkan Vino G. Bastian dan Acha Septriasa
Erika Carlina menjadi representasi dari nuansa sensual yang disebutkan sebelumnya. Waktu antara jam kuning dan jam merah memang hanya terpaut satu menit.
Namun, percayalah satu menit itu benar-benar terkuasai oleh Erika Carlina dengan penuh kendali dan tanpa kompromi. Secara keseluruhan, menonton Pabrik Gula terasa seperti menaiki roller-coaster emosi.
Ada momen-momen menegangkan karena misteri yang tersimpan begitu rapat, terselingi pula dengan humor segar yang mengendurkan ketegangan.
Penonton akan tersentuh oleh ketulusan tokoh utama dalam menghadapi konflik, dan di saat lain seperti menahan napas karena keberanian karakter yang Erika Carlina perankan.
Inilah paket lengkap yang penonton butuhkan saat libur lebaran meski harus kita akui tata musik di beberapa adegan terasa agak berlebihan. (*)