BACA JUGA: Film Pintu Pintu Surga 2025: Sinopsis, Daftar Pemain dan Jadwal Tayang
Selain itu, subplot yang ada dalam film ini juga tidak banyak berkontribusi pada narasi utama. Alih-alih menggali asal-usul keangkeran Rumah Teteh dan keterkaitannya dengan kisah Helena.
Film ini lebih banyak berfokus pada pengalaman gangguan yang Brii dan teman-temannya alami.
Akibatnya, alur cerita terasa kurang fokus dan kehilangan kedalaman yang bisa memperkuat elemen horor maupun emosional.
Salah satu aspek yang cukup mengecewakan adalah minimnya eksplorasi terhadap elemen flashback yang sangat penting dalam novel. Sepertihalnya perselingkuhan dalam rumah tangga yang memicu peristiwa tragis di Rumah Teteh.
Dalam film ini, latar belakang hanya disinggung sebentar dan tidak digali dengan baik. Sehingga mengurangi dampak emosional yang seharusnya bisa memperkuat cerita.
Dari segi teknis, sinematografi dalam film ini terbilang cukup layak, meskipun penggunaan CGI dalam beberapa adegan tampak kasar dan kurang realistis.
BACA JUGA: Arya Saloka Kembali Hadir di Film Bioskop Berjudul Pintu Pintu Surga, Berikut Para Pemain Lainnya
Namun, keputusan untuk menyertakan lagu Kala Sang Surya Tenggelam dari Chrisye menjadi nilai tambah yang berhasil menciptakan suasana sendu dan melankolis yang cocok dengan tema film.
Meski banyak kekurangan, Rumah Teteh tetap bisa penonton nikmati khususnya ketika mencari hiburan horor ringan dengan sentuhan komedi.
Beberapa adegan dan dialog mungkin terasa canggung, tetapi interaksi konyol antara anak-anak kos memberikan hiburan tersendiri di tengah ketegangan yang ada.
Film ini mungkin bukan yang terbaik di tahun ini, tetapi juga belum dapat disebut sebagai film horor yang benar-benar solid.
Dengan naskah yang lebih kuat, pengembangan karakter yang lebih mendalam, serta eksekusi teknis yang lebih rapi, Rumah Teteh bisa menjadi film yang jauh lebih berkesan. (*)