Menariknya, Noor menyebut suhu dingin atau yang ia sebut ‘bediding‘ itu akan lebih sering terjadi. Alasannya, puncak musim kemarau lebih lama di tahun ini.
“Yang mana puncak musim kemarau, untuk wilayah Jateng umumnya pada Agustus hingga September tahun ini. Sehingga cuaca dingin masih akan berlangsung sampai Agustus September,” bebernya.
BACA JUGA: Fenomena Semarang Adem di Musim Kemarau, BMKG Ahmad Yani Ungkap Ada Gangguan Atmosfer, Apa Itu?
Ia pun menilai fenomena ‘bediding’ atau suhu dingin ini bukanlah sesuatu yang istimewa karena sering terjadi, termasuk di Kota Semarang.
“Sebenarnya fenomena bediding memang fenomena yang lumrah terjadi di puncak-puncak musim kemarau. Jadi tidak ada yang spesial untuk fenomena bediding ini, karena memang sudah alamiah begitu,” jelas Noor.
Lebih lanjut, Noor pun membenarkan adanya hujan yang bisa saja terjadi di tengah-tengah musim kemarau ini.
“Untuk hujan, terutama hujan yang bersifat lokal dan wilayah bertopografi tinggi seperti pegunungan, itu masih akan sangat mungkin juga terjadi,” tegasnya. (*)
Editor: Farah Nazila