
Para dalang memainkan rangkaian lakon Bharatayuda Jayabinangun, mulai dari Seta Ngraman, Bisma Gugur, Ranjaban Abimanyu, Gatotkaca Gugur, Tirtanata Tigas, hingga Baladewa Muksa.
Acara semakin meriah karena panitia membagikan doorprize berupa kulkas, sepeda, dan hadiah lainnya untuk penonton.
Ketua Paguyuban Dalang Karanganyar Ki Sulardiyarto Pringgo Carito menyebut bahwa pentas 30 jam ini merupakan bentuk perayaan global atas pengakuan dunia terhadap wayang Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.
“Ini ajang konsolidasi dalang Karanganyar untuk terus berkarya. Kegiatan ini juga menjadi sarana sosialisasi nilai-nilai luhur wayang ke generasi muda,” ujarnya.
Meski dikenal rutin menggelar pentas wayang setiap bulan, Sumanto menegaskan bahwa ide pagelaran 30 jam ini datang dari para dalang sendiri.
“Ini ide teman-teman dalang. Mereka yang bersatu dan saya hanya ikut sumbangsih. Tidak berlebihan, karena tanpa mereka wayang tidak akan lestari,” ucapnya.
BACA JUGA: Silaturahmi dengan Pengusaha Sound, Sumanto Dorong Kolaborasi dan Profesionalitas
Sumanto berharap pentas seperti ini dapat menjadi pendidikan budaya bagi anak-anak, keluarga, dan masyarakat sekitar.
“Minimal mereka mendengar, melihat, dan akhirnya akan senang. Dari situlah pelestarian budaya dimulai,” katanya. (*)
Editor: Farah Nazila













