SEMARANG, beritajateng.tv – Dalam beberapa waktu terakhir, wacana mengenai penggantian protein alternatif dari susu konvensional ke susu ikan semakin mengemuka.
Pemerintah berencana mendistribusikan susu ikan melalui program makan siang gratis di sekolah-sekolah, sebagai upaya meningkatkan asupan protein gizi masyarakat Indonesia.
Susu ikan merupakan susu analog yang tidak berasal dari kelenjar susu seperti susu sapi. Produk ini dibuat dari jenis ikan bernilai ekonomi rendah, seperti ikan petek (Eubleekeria splendens) dan tamban (Spratelloides gracilis). Kedua jenis ikan ini banyak ditemukan di perairan Indonesia dan mudah diakses.
BACA JUGA: Puluhan Ribu TPK Siap Sukseskan Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, DP3AP2KB: Jateng Punya Program Serupa
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimistis susu ikan menjadi salah satu pilihan kebutuhan protein masyarakat. Pasalnya, protein ikan lebih tinggi ketimbang protein non-ikan.
Hal tersebut terungkap dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono saat menjadi pembicara dalam webinar nasional “Mengenal Kandungan Gizi Susu Ikan” acara dari Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia, beberapa waktu lalu.
Trenggono menjelaskan, Hidrolisat Protein Ikan (HPI) hadir untuk menjawab tantangan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang tidak suka makan ikan karena bau amis, alergi, makannya ribet, berduri dan lain sebagainya.
Ia juga mengungkapkan dua kelebihan susu ikan dibandingkan susu sapi
1. Kandungan Protein yang Lebih Tinggi
Susu ikan mengandung 7 gram protein per 35 gram takaran saji, sedangkan susu sapi hanya 6 gram. Ini menjadikannya pilihan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan protein harian.
2. Kaya Omega-3 dan Tanpa Laktosa
