Lilik menambahkan bahwa seluruh tindakan vasektomi dilakukan oleh tenaga medis berkompeten dan berlangsung singkat. Setelah tindakan, peserta bisa kembali beraktivitas normal dalam waktu relatif cepat.
Dinas Pengendalian Pendudukan dan KB mencatat minat vasektomi meningkat signifikan. Dari 47 peserta pada 2024, jumlahnya melonjak menjadi lebih dari 100 peserta di tahun 2025.
Menurut Lilik, sebagian peserta memilih vasektomi karena alasan kesehatan pasangan atau kebutuhan khusus yang membuat istri tidak dapat ber-KB.
Meski demikian, masih banyak masyarakat yang terjebak mitos bahwa vasektomi dapat mengurangi keperkasaan. Lilik menegaskan bahwa anggapan tersebut tidak benar.
“Vasektomi tidak mengganggu keperkasaan pria. Ini sudah terbukti secara medis. Karena itu, kami terus melakukan edukasi agar masyarakat lebih memahami manfaatnya,” ujarnya.
Dengan persyaratan yang jelas dan prosedur yang tertata, Pemkot Semarang berharap program vasektomi dapat membantu keluarga merencanakan masa depan lebih baik. Sekaligus mendukung pengendalian penduduk secara sehat dan bertanggung jawab. (*)
Editor: Elly Amaliyah










