Menurut keterangannya, Penanaman Modal Asing (PMA) di Jateng terdominasi oleh alas kaki. Sektor kedua terdongkrak oleh industri tekstil, kemudian listrik, gas, dan air.
“Di posisi keempat untuk PMA di Jateng itu ada industri mesin elektronik, kedokteran, dan peralatan listrik. Terus terakhir ada industri makanan,” terang Sakina.
BACA JUGA: Pelaku Usaha di Semarang Mesti Laporkan Peningkatan Investasi
Jateng unggul di bidang UMKM yang padat karya, Sakina menyebut sektor perdagangan jadi pendongkrak utama dalam Penanaman Modal Asing (PMA). Terutama, sektor kerajinan tangan dan lain sebagainya.
“Yang pasti kalau menurut saya perekonomian di Jateng kan sudah mulai bergerak nih. Kalau dibandingkan sebelum Covid-19, itu kita realisasinya kan sudah mendekati. Jadi kalau di 2018 dan 2019 itu realisasi investasi di angka Rp 59 triliun. Di tahun 2022 sudah Rp 58,8 triliun. Artinya kan sudah mendekati,” ucapnya.
Pertumbuhan perekonomian ini terbuktikan dengan nilai realisasi investasi Jateng yang sempat anjlok saat pandemi Covid-19. Turun hingga menyentuh angka Rp 50 triliun.
“Meskipun di tahun 2020 dan 2021 sempat down di angka Rp 50 triliun karena adanya Covid-19. Sekarang sudah bergerak bagus. Apalagi data dari rilis kemarin terkait inflasi kan Jateng yang termasuk terendah. Jadi memang sangat bergairah menurut saya dilihat dari data-data yang ada dan di rilis,” pungkas Sakina. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi