“Dulu pernah ada pilihan yang kurang tepat, padahal kalau pengelolaannya baik bisa lebih bermanfaat hingga sekarang. Sayangnya, itu justru jadi masalah baru,” tegasnya.
Lebih jauh, Muhdi mengingatkan agar pemerintah tidak terjebak pada euforia program tanpa memperhitungkan kebutuhan di lapangan. Ia menilai, pengambilan keputusan yang terlalu bergantung pada staf khusus juga berpotensi menimbulkan masalah.
BACA JUGA: Sayangkan Pengadaan Chromebook, PGRI Jateng: Seharusnya Bisa Untuk Kesejahteraan Guru Honorer
“Banyak pejabat akhirnya terjerat karena terlalu percaya pada staf khusus. Padahal yang paling penting adalah bagaimana kemenangan atau kepercayaan itu berguna untuk hal yang benar-benar menyentuh kebutuhan pendidikan,” tuturnya.
Muhdi menyambut baik wacana pemerintah, termasuk rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mendistribusikan perangkat seperti TV pintar ke sekolah. Namun, ia menegaskan realisasi program harus tepat sasaran agar benar-benar membantu guru dan siswa.
“Kalau benar terealisasi, itu sangat bermanfaat. Bukan sekadar program di atas kertas, tapi benar-benar menjawab kebutuhan sekolah,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi