Terkait SE, Aria menuturkan langkah itu ia ambil sebagai pengingat agar kejadian itu tak terulang kembali. Pasalnya, menurut Aria, kejadian ini bukan kali pertama terjadi di Jawa Tengah.
“SE itu semacam reminder untuk kita semua. Kalau di daerah punya DTW atau jembatan yang risiko tinggi, tolong lakukan assesment berulang. Jangan sampai kejadian di Baturaden yang JPO-nya overload dan akhirnya ambrol terjadi lagi, kadang teman-teman pelaku usaha ini membangun tetapi kelayakan konstruksinya ini belum,” tegasnya.
Banyak Jembatan Kaca di Jateng, Rekapitulasi akan menyusul
Aria mengakui bahwa DTW yang menyuguhkan wahana jembatan kaca di Jawa Tengah tidak sedikit. Tak hanya DTW, bahkan beberapa restoran pun menurutnya juga memiliki wahana serupa yang berisiko tinggi bagi pengunjung.
“Terkait perizinan kan tidak semua kita keluarkan, tapi ada beberapa dari dinas kabupaten/kota. Beberapa kali saya berkunjung ke Kemuning Sky Hills itu juga ada jembatan kaca, kita tidak tahu sudah tersertifikasi apa belum,” bebernya.
Lebih lanjut, pihaknya mengaku akan merekapitulasi DTW di Jateng, utamanya yang memiliki wahana berisiko tinggi. Mereka akan bekerja sama dengan kabupaten/kota terkait keamanan DTW yang ada di Jateng.
“Tentunya kami berharap dengan pengelolaan yang memiliki SOP dan izin pendirian tempat atau wahana wisata sesuai peraturan perundang-undangan yang ada itu dapat mengurangi risiko terjadinya kecelakaan,” tandas Aria.(*)
Editor: Farah Nazila