“Track record-nya bagus syukur, mukanya ganteng syukur, bicaranya manis, itu dipilih. Kalau enggak ya jangan, jangan pertaruhkan negeri ini kepada orang yang tidak memiliki perhatian kepada kita semua, cek track record-nya,” kata Yaqut pada acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Hotel Alila, Solo, Jumat, 29 September 2023.
Selain itu, Yaqut juga mengungkit pengalaman politik masa lalu di mana agama digunakan sebagai alat politik dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 serta Pemilu 2014 dan 2019. Menurutnya, ini adalah sejarah yang tidak baik.
“Kita punya sejarah tidak baik beberapa waktu yang lalu ketika pemilihan Gubernur DKI Jakarta kemudian dua Pilpres terakhir. Agama masih terlihat digunakan sebagai alat untuk mencapai kepentingan kekuasaan,” ujarnya.
PKB tidak tinggal diam terhadap pernyataan Yaqut. Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan langkah-langkah pendisiplinan bagi Yaqut sebagai kader PKB. Pendisiplinan ini dianggap sebagai tindakan yang harus diambil untuk menegakkan etika dan tanggung jawab dalam berpolitik.
Di sisi lain, Wibowo Prasetyo, Wakil Sekretaris Jenderal GP Ansor, membela Yaqut Cholil Qoumas. Menurutnya, pernyataan Yaqut adalah bagian dari pendidikan politik untuk masyarakat.
Ia berpendapat bahwa pernyataan Menag memberikan pandangan kepada warga negara agar memilih pemimpin bukan hanya berdasarkan penampilan tetapi juga berdasarkan track record dan jejak rekam.
“Pernyataan Menteri Agama itu normatif, memberikan pendidikan politik kepada warga negara agar memilih calon pemimpin tidak dari penampilan saja tapi juga dari track record-nya, dari jejak rekamnya,” ujar Wibowo. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi