SEMARANG, beritajateng.tv – Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Indonesia, Teuku Riefky Harsya, menegaskan bahwa kebijakan tarif tinggi seperti yang Amerika Serikat terapkan di bawah pemerintahan Donald Trump tidak selalu menjadi hambatan.
Menurutnya, perang tarif justru membuka peluang baru bagi pelaku ekonomi kreatif Indonesia untuk memperluas pasar ke wilayah lain.
“Kalau masalah perang tarif, sebetulnya di situ ada tantangan, di situ juga ada peluang,” ujarnya saat beritajateng.tv temui di Gedung Gradhika Bhakti Praja Semarang, belum lama ini.
Ia menjelaskan, meski sempat ada penurunan ekspor dan investasi ke Amerika Serikat akibat kebijakan tarif tersebut, sejumlah negara lain justru menjadi pasar baru yang menjanjikan.
“Peluang kita sekarang berkembang di Eropa, Timur Tengah, juga di Afrika. Itu market baru yang perlu kita ambil opportunity-nya,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Riefky juga menyoroti arah pembangunan ekonomi kreatif nasional yang telah tertetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) selama lima tahun ke depan.
Dari 17 subsektor ekraf, ada 7 subsektor prioritas yang menjadi fokus pemerintah, di antaranya fesyen, kuliner, dan kriya.
Menurutnya, tiga subsektor itu memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian dan lapangan kerja nasional. “Kontribusi tiga sektor itu hampir 70 persen terhadap perekonomian kreatif Indonesia,” jelasnya.
Namun, ia menambahkan bahwa pertumbuhan paling pesat justru datang dari empat subsektor lain yang digerakkan oleh generasi muda, yakni film (termasuk animasi), musik, gim, dan aplikasi.













