Edwin juga tidak ragu untuk memasukkan unsur mistisme masyarakat setempat melalui karakter Ambong, yakni hantu komunis yang memimpin organisasi PARAKU.
Dalam film tersebut, Ambong bermain sebagai perwujudan hantu komunis yang selalu menjaga warga sekitar dan akan mencelakai orang-orang yang memiliki niat jahat.
Di masa lalu, benar adanya organisasi komunis bernama PARAKU dan beroperasi secara gerilya di pedalaman hutan Kalimantan.
Sejak tahun 1967 hingga 1990, tentara Indonesia dan Malaysia bekerja sama dengan komunitas lokal dalam operasi penumpasan pemberontakan komunis PARAKU.
Namun, perwujudan Ambong sendiri masih menjadi perdebatan. Apakah memang benar ada hantu komunis di wilayah pedalaman Kalimantan? Atau sebenarnya tidak ada?
Setidaknya, Edwin berusaha untuk memperkaya isi cerita “Kabut Berduri” tanpa mengesampingkan kepercayaan masyarakat setempat melalui perwujudan Ambong tersebut.
BACA JUGA: Informasi Seputar Film Horor Malam Keramat: Jadwal Tayang, Sinopsis hingga Daftar Pemain
Menyorot birokrasi yang sulit dan berliku
Saat menonton “Kabut Berduri”, penonton akan gemas dengan rumitnya birokrasi pemerintahan Indonesia. Terlebih, birokrasi di wilayah perbatasan di pelosok Indonesia dan jauh dari radar kantor pusat di Pulau Jawa membuat kasus pembunuhan berantai Sanja sempat terhalang.
Oleh karena itu, membuat Sanja harus memutar otak agar kasus itu cepat tertangani dan tidak menimbulkan lebih banyak lagi korban.
Akting memukau dari para bintang
“Kabut Berduri” juga makin kuat dengan jajaran pemain yang sukses menghidupkan cerita di dalamnya. Sebut saja Putri Marino, Yoga Pratama, Lukman Sardi, Yudi Ahmad Tajudin, Yusuf Mahardika, Iedil Dzuhrie Alaudin, Kiki Narendra, Siti Fauziah, hingga Sita Nursanti.
Putri Marino tampil memikat lewat transformasi penampilannya sebagai polisi perempuan yang anggun, tetapi tegas dan berani di tengah lingkungan di mana laki-laki mendominasi.
Aktingnya yang cemerlang mampu membawa penonton ke titik-titik kritis di setiap adegan penting dalam “Kabut Berduri”.
Tidak hanya Putri, Yoga Pratama yang berperan sebagai polisi lokal sekaligus rekan tim Putri juga tampil apik saat membawakan logat khas suku Dayak. Pembawaannya yang karismatik berhasil membuat film “Kabut Berduri” semakin hidup dan menarik.
Akting para pemain lainnya juga turut memperkuat film “Kabut Berduri” menjadi salah satu film Indonesia yang layak untuk ditonton. (ant)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi