Relasi antara Sartika dan Bu Maya yang rumit di mana Bu Maya sekaligus menjadi penyelamat dan penyebab konflik memberikan dimensi baru yang jarang terlihat dalam karya dengan tema sejenis.
Reza Rahadian sebagai sutradara menggunakan gaya visual realis untuk membangun cerita tentang Sartika.
Kamera banyak mengarah pada ruang-ruang sempit, menggambarkan keterbatasan hidup yang dialami tokoh utamanya.
Lokasi pengambilan gambar di Indramayu dan wilayah pesisir utara Jawa Barat memberikan nuansa autentik yang memperkuat emosi cerita dalam film ini.
BACA JUGA: Weekend Enaknya Nonton Apa? Ini Deretan Film Netflix Terbaru dan Hits November 2024
Detail-detail kecil seperti televisi, keran air, wajan yang menghitam, minyak jelantah, serta aroma ikan yang kuat, menjadi simbol kuat dalam narasi.
Melalui unsur-unsur tersebut, Reza menunjukkan bahwa suasana, budaya, waktu, dan konteks dapat hadir dengan jelas tanpa banyak dialog dari karakter.
Dedikasi Reza dalam menyutradarai tampak jelas melalui konsistensi gerak tubuh para pemain, mimik wajah mereka, dan cara setiap karakter melafalkan dialog.
Nuansa realistis semakin kuat berkat tata cahaya yang tepat serta visualisasi lingkungan sekitar yang tampil secara pas dan mendetail. (*)













