Total tenant mencapai 60.259, serta penambahan 189 menara baru yang menjadikan total menara Mitratel kini 39.593 unit.
Fiber optik juga di perluas sejauh 2.505 km sehingga total mencapai 53.544 km. Telkom mengantongi pendapatan Rp446 miliar dari sektor Data Center dan Cloud. Hingga kuartal I 2025, perusahaan mengoperasikan 35 data center dengan total kapasitas 38 MW serta 2.420 edge data rack yang tersebar nasional.
Perluasan layanan ini mendukung strategi Telkom membangun ekosistem digital terintegrasi di Indonesia dan luar negeri. Melalui PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), Telkom memperkuat transisi bisnis wholesale fiber connectivity.
Proses inspeksi aset utama telah rampung, membuka jalan menuju operasionalisasi komersial. TIF kini fokus pada layanan Wholesale Fiber Connectivity serta Managed Services yang menunjang transformasi operasional TelkomGroup.
Sepanjang tiga bulan pertama 2025, Telkom mengalokasikan belanja modal (Capex) sebesar Rp5 triliun—sekitar 13,5% dari total pendapatan. Sebagian besar dana digunakan untuk penguatan infrastruktur digital, seperti pembangunan jaringan fiber optic, menara telekomunikasi, kabel bawah laut, dan satelit.
Dalam upaya mendorong bisnis berkelanjutan, Telkom juga aktif menerapkan prinsip ESG. Sebagai langkah menuju Net Zero Emissions 2060. Perusahaan telah menyelesaikan verifikasi independen terhadap emisi GRK Scope 1 dan 2 untuk tahun 2023–2024 menggunakan standar ISO 14064-1:2018.
Hasilnya menunjukkan tidak ada temuan signifikan (unmodified opinion), memperkuat kredibilitas data dan strategi dekarbonisasi perusahaan. (*)
Editor: Elly Amaliyah
