“Kemarin kami juga diundang bersama BIN Korwil Daerah Semarang, Kodim, Polres, Kecamatan, Satpol PP dan jajaran yang lainnya,” imbuhnya.
Patroli menyasar toko-toko besar dan percetakan di kecamatan Semarang Selatan, Semarang Barat dan Semarang Tengah.
“Kami datangi percetakan-percetakan di Semarang Selatan dan mereka rupanya tidak mencetak. Memang disinyalir ini dropping dari luar dan kami akan monitor terus,” papar dia.
Agus berharap tidak ada polemik berarti di Kota Semarang terkait beredarnya bendera One Piece ini. Hal ini seutuhnya hanya bentuk nyata pihaknya mensikapi bahwa bangsa Indonesia tengah merayakan kemerdekaan.
“Indonesia momennya sedang merayakan kemerdekaan, jadi kita harus fokus pada memeriahkannya bukan untuk memprotes atau yang lainnya. Karena negara juga sudah memberikan tempat orang khusus untuk menyampaikan aspirasinya, keluh kesahnya, bukan untuk memberontak,” imbuhnya.
Bendera One Piece, menurut dia, jadi simbol kebebasan tanpa aturan. Meski demikian pihaknya tidak bisa serta-merta menganggap bendera itu sebagai makar.
“Tapi kita perlu berhati-hati, jangan sampai kebebasan bersuara masyarakat atau warga itu ditunggangi dengan kepentingan yang berbahaya untuk negara ini,” terangnya.
Tak hanya bendera bergambar One Piece, pihaknya juga menyoroti gambar mural One Piece.
“Kalau mural One Piece di Semarang belum ada. Belum kami temukan. Mudah-mudahan juga enggak ada. Kalau misalkan ada kami akan edukasi, kami tanyakan maksudnya,” bebernya. (*)
Editor: Elly Amaliyah