SEMARANG, beritajateng.tv – Fenomena Tepuk Sakinah tengah viral di media sosial. Yel-yel unik yang Kementerian Agama (Kemenag) kenalkan dalam program Bimbingan Perkawinan (Bimwin) ini menjadi perbincangan hangat.
Tak sedikit orang yang menyebutnya sebagai cara menyenangkan untuk belajar membangun rumah tangga. Viralnya Tepuk Sakinah ini Kemenag harapkan dapat berkontribusi dalam menekan angka perceraian.
Fenomena yang viral ini telah mencuri perhatian publik dan mendapat respons positif, khususnya dari para calon pengantin (catin).
BACA JUGA: Di Balik Fenomena Tepuk Sakinah: Filosofi Keluarga Islami Terselip dalam Gelak Tawa
Staf KUA Candisari, Khoirul Burhan, yang juga menjadi pemateri Bimwin menyebut metode ini merupakan bentuk inovasi dakwah yang menyesuaikan perkembangan zaman.
“Sekarang apa yang trending di media sosial sering jadi perhatian masyarakat. Justru ini kesempatan untuk menyampaikan pesan baik dengan cara kreatif,” ujarnya.
Tepuk Sakinah hadir sebagai metode ice breaking saat Bimwin agar peserta lebih rileks. Namun, lebih dari sekadar tepuk tangan, Tepuk Sakinah menyimpan filosofi lima pilar rumah tangga islami.
Tepuk Sakinah: Filosofi menarik belum tentu bisa tekan perceraian
Meski mendapat sorotan luas, psikolog Dra. Probowatie Tjondronegoro, M.Si. menilai Tepuk Sakinah belum bisa menjadi solusi untuk menekan angka perceraian.
Menurutnya, secara psikologis inovasi ini lebih sekadar simbol untuk menciptakan suasana gembira di awal pernikahan.