
“Membaca perkembangan AI sudah sebegitu canggihnya. Namun saya yakin secanggih-canggihnya AI tidak bisa menggeser bidang energi dan pangan. Saya pun berharap rekan-rekan wartawan ini bisa meng-upgrade keterampilannya, sehingga tidak akan tertinggal atau terlindas perkembangan zaman,” kata Ketua DPRD Jateng Sumanto
Dalam acara itu, ada tiga narasumber yang membedah kiat-kiat industri media untuk bertahan. Ketiganya Head of Media Strategist Solopos Media Group, Danang Nur Ihsan, Pemred Jawa Pos Radar Solo, Kabun Triyanto, dan Production Manager Metta Media, Farhan Arif.
Danang menyebutkan ada kolaborasi untuk tiga strategi bisnis media saat ini. Yakni melalui advertorial, banner, dan programatic. Ketiga strategi tersebut pihaknya terapkan untuk menjaga media tetap eksis untuk saat ini.
“Dengan tidak meninggalkan media sosial melalui platform TikTok, X, Instagram, bisnis media juga tetap ada yang fokus pada cetak dan website,” lanjutnya.
Sementara Kabun menyebutkan industri media terutama cetak sudah mulai membaca perilaku masyarakat sekarang ini. Terutama terkait kebiasaan membaca. Masyarakat saat ini cenderung lebih suka pada informasi-informasi yang bersifat visual. Dengan demikian industri media harus tahu konsep visual yang masyarakat inginkan sehingga bisa bertahan dan berkembang.
Sementara Farhan Arif mengakui diversifikasi media mutlak dalam kondisi sekarang ini. Ia yang bertahun-tahun bergelut dalam dunia radio pun akhirnya memutuskan untuk melakukan terobosan siaran radio menjadi bentuk visual.
“Selama ini penyiar radio menjadi misterius. Namun setelah kami visualkan justru mendapatkan respons positif dari masyarakat. Berangkat dari inilah perlu ada variasi-variasi dalam bermedia,” katanya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto