Selain itu tiga Puskesmas ini juga mendapat bantuan masing-masing satu unit alat skrining TBC. “Semuanya gratis. Gratis dan pelayanan dengan sangat baik oleh dokter. Tapi ini baru ada di tiga Puskesmas dan alatnya baru mendapat tiga unit saja,” tambahnya.
Agustina menjelaskan, masih melakukan kajian kemungkinan menganggarkan alat tambahan untuk skrining TBC. Menurutnya alat skrining tersebut, merupakan alat portabel, sehingga bisa pihaknya pindah-pindahkan.
“Kalau memang butuh, tentu mami melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan minta lagi ke pusat atau provinsi. Minimal sementara bisa merelakan rujukan antar puskemas,” katanya.
BACA JUGA: 1.121 Istri di Semarang Gugat Cerai Suami, Mayoritas Akibat Pinjol dan Judol
Dengan adanya tiga Puskesmas ini, lanjut Agustina sementara bisa mengcover pasien yang ada di Semarang Timur, Gunungpati dan sekitarnya serta Semarang bagian barat. Selain itu, tiga Puskesmas ini memiliki cakupan cek kesehatan gratis yang cukup tinggi.
“Karena penduduknya di sini cukup besar dan area jangkauannya juga besar, jadi bisa mengcover ke daerah sekitarnya. Kesiapannya juga bagus, dan terakhir adalah pendekatan TBCnya juga tinggi,”ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam, menjelaskan jika tiga puskemas tersebut memiliki capaian cek kesehatan gratis plus yang baik, termasuk dari pemeriksaan TBC.
Dengan bantuan alat tersebut, yang dilengkapi dengan Xray, pemeriksaan swap dan lainnya, pemeriksaan TBC bisa selesai sekitar 30 menit.
“Kalau dulu itu CKG biasa, hanya yang terduga (pasien TBC) saja kemudian berlanjut dengan pemeriksaan darah,” paparnya.
Hakam menerangkan, dalam empat bulan terakhir pihaknya telah melakukan skrining TBC dengan jumlah 10 ribu sampel. Jika negatif akan ada terapi pencegahan TBC selama 12 Minggu.
“Baru ada dua kasus yang ditemukan, per Agustus kemarin totalnya ada 3.300 kasus. Kasus tertinggi ada di Semarang Utara, Genuk, dan Gunungpati,” pungkas dia. (*)
Editor: Elly Amaliyah