Dengan riwayat pemilu sebelumnya, Mbak Ita menyebut harapan pemerintah akan tercapai. Terutama tingkat partisipasi masyarakat berbondong-bondong ke bilik suara. “Sehingga kita harapkan sama, partisipasi pemilih bisa banyak dan tinggi,” katanya.
Dia mencontohkan ketika Pemilu 2019 silam. Saat itu, terdapat satu di antara TPS yang mengangkat tema horor. Untuk menarik minat warga mencoblos, seluruh petugas pemungutan suara mengenakan pakaian hantu.
“Waktu pilpres 2019, di TPS Bergota panitianya pakai kostum hantu-hantu. Monggo di setiap TPS bisa lakukan,” katanya.
Wali Kota Semarang perempuan pertama tersebut membebaskan kreativitas masing-masing TPS dalam menarik daftar pemilih tetap menggunakan hak pilih. Menurutnya, untuk memeriahkan pesta demokrasi lima tahunan harus diselenggarakan semenarik mungkin.
“Karena untuk menentukan pemimpin kita maka bagaimana caranya, partisipasi masyarakat harus lebih dari tahun lalu,” ujarnya.
Dalam lomba tersebut, Pemkot menggandeng Forum Wartawan Kota (Forwakot) Semarang dalam penilaian dan publikasi TPS unik tersebut. (*)
Editor: Elly Amaliyah