Selanjutnya, gaya khas Kstaria Jawa yang kerap menjadi branding Bambang Pacul pun turut menjadi alasan Sudaryono mengidolakan ‘Komandan’.
“Gaya njawani-nya itu. Orang Jawa itu memang gampang-gampang susah, bilang engga tapi maksudnya iya, bilang iya tapi maksudnya engga. Itulah alasan mengapa Orang Jawa saat pergi ke luar pulau, orang selalu penerimaannya baik, kepribadiannya membuat orang lain lebih mudah menerima,” ungkapnya.
BACA JUGA: Gerindra Jateng Klaim Tambah Kursi di Pileg 2024, Sudaryono: Tidak Menang tapi Naiknya Signifikan
“Gaya njawani [Bambang Pacul] itu untuk membina pasukan atau ngomong di publik. Style, leadership njawani itu,” sambung Sudaryono.
Terakhir, alasan ketiga mengapa Bambang Pacul menjadi idola Sudaryono ialah sedikitnya gimik di media sosial serta fokus pada pasukan di lapangan.
“Pak Pacul kan tidak banyak gimik sosmed di Twitter, ada tapi tidak banyak, tidak mendominiasi itu,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi