Menurutnya, salah satu bentuk kegagalan yang dimaksud adalah ketidakmampuan Pemerintah RI dalam mengatasi situasi di mana jumlah kelas menengah di Indonesia tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan selama 10 tahun terakhir.
Selain itu, ia juga menyajikan data yang menurutnya lebih akurat dan mencerminkan realitas dibandingkan hanya mengandalkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Ia juga menyampaikan data mengenai penjualan sepeda motor.
Tom Lembong menyatakan bahwa pada tahun 2013, terjadi puncak penjualan sepeda motor yang mencapai 7,9 juta unit terjual. Namun, dari tahun ke tahun, angka tersebut mengalami penurunan, terutama karena dampak pandemi. Meskipun demikian, hingga saat ini, penjualan motor hanya berkisar di sekitar 5 juta unit per tahun.
“Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, kelas menengah kita tidak mengalami perkembangan. Paling tidak, kondisinya stagnan, tidak mengalami peningkatan, dan ada kemungkinan besar bahwa kelas menengah kita bahkan menyusut. Menurut saya, indikator yang paling tepat adalah jumlah sepeda motor,” kata Tom Lembong. (*)