SEMARANG, beritajateng.tv – Banyaknya masyarakat yang berolahraga di GOR Tri Lomba Juang (TLJ) Semarang membawa berkah tersendiri bagi para fotografer olahraga.
Hampir setiap hari, belasan fotografer berjejer di spot-spot menarik sekitar arena lintasan lari. Mulai dari bawah tangga, lapangan basket, hingga di bawah wall climbing.
Mereka kompak memotret orang-orang yang melintas di depannya. Baik yang fokus berlari, maupun yang berpose sambil berjalan kaki.
Salah satu pelopor fotografer olahraga di GOR TLJ adalah Dhian Achbar Prasetya. Bagaimana tidak, ia sudah “mangkal” di GOR TLJ sejak tahun 2016.
“Dari 2016, awal GOR TLJ jadi dan sebelum ada tren fotografer gini. Ada beberapa fotografer yang nyoba masuk dan bikin spot-spot, dari situ kemudian ada beberapa komunitas,” kata Achbar saat beritajateng.tv temui, Jumat, 14 Februari 2025.
Jika Achbar merupakan salah satu pelopor fotografer olahraga, berbeda dengan Khoirul yang baru mulai menetap di GOR TLJ pada bulan Agustus 2024 lalu.
BACA JUGA: Peduli Sesama, Puluhan Fotografer Ikuti Charity Photo Hunt di Simpang Lima Semarang
Dulunya, ia merupakan freelance jasa foto di Kota Lama Semarang. Namun, karena persaingan di tempat wisata semakin tidak sehat, Khoirul memutuskan untuk beralih ke fotografi olahraga.
“Di sana persaingannya berat, akhirnya pindah ke GOR TLJ dan diterima baik oleh senior-senior. Secara pribadi lebih nyaman di sini,” katanya.
Fotografer olahraga sempat terima respons negatif dari pelari
Lebih jauh, Achbar mengisahkan jika ada dua komunitas yang mengawali tren fotografi olahraga di Kota Semarang. Mereka adalah CFD Foto dan Lemper Motret.
Mereka lah yang pertama mulai membuka jalan para fotografer bisa berburu foto di GOR TLJ. Salah satunya soal perizinan.
“Di TLJ nggak bebas sembarangan bisa foto, ada syarat izinnya di kantor pengelola. Nyantumin data diri, kontak, media sosial, termasuk link Fotoyu juga,” sambungnya.