SEMARANG, beritajateng.tv – Pengamat politik menyoroti keputusan Gibran Rakabuming Raka yang akhirnya menjadi Cawapres Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto. Dalam hal ini, Pengamat politik asal Universitas Diponegoro Fitriyah mempertanyakan soal kaderisasi yang terjadi di internal partai.
Menurut Fitriyah, kaderisasi menjadi permasalahan serius yang berlangsung di ranah partai politik Indonesia.
“Parpol seharusnya melakukan kaderisasi untuk menanamkan nilai dan ideologinya pada anggota, terutama anggota tersebut disiapkan untuk suksesi di internal partai maupun suksesi untuk jabatan publik,” ujar Fitriyah, Senin, 23 Oktober 2023 sore.
Terkait kasus Gibran, pihaknya menyinggung hendaknya partai politik pengusungnya mesti jelas menerapkan demokrasi internal partai. Utamanya terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh setiap kadernya.
“Sangat elok kalau di parpol itu ada sistem kaderisasi yang baik. Di mana setiap orang akan melewati proses itu, mulai dari bawah dan bertingkat. Proses kaderisasi itu harus jadi syarat ketika partai hendak mengisi pos-pos penting, baik jabatan publik atau posisi di internal partai,” sambungnya.
BACA JUGA: Pengamat Soroti Kaesang Berlabuh ke PSI: Jokowi Demokratis di Keluarga Sendiri
Dosen program studi Ilmu Pemerintahan FISIP Undip itu menambahkan, pemilih di Indonesia lebih melihat kandidat ketimbang partai pengusungnya. Sehingga, figur kandidat begitu memberikan efek besar dalam pemenangan Pemilu.
“Parpol itu jadi kendaraan politik, bukan kemudian nilai-nilai juang partai itu yang menempel pada anggotanya. Seharusnya, ketika ia jadi pejabat publik, yang ia perjuangkan itu visi-misi partainya, bukan pribadinya,” terangnya.
Oleh karena pemilih lebih melihat figur kandidat, tak ayal membuat parpol saat ini memlih kandidat yang popularitasnya lebih tinggi di masyarakat. Hal itu yang kemudian bagi Fitriyah menjadi persoalan partai politik di Indonesia.