Pihaknya juga menekankan kepada dinas terkait agar tak hanya lihai dalam menyusun anggaran dan membuat taman. Namun juga harus pandai dalam pemeliharaan.
“Sangat di sayangkan, tanaman yang bagus mati hanya karena awalnya kekurangan air akibat tidak di siram. Banyak dari teman-teman dinas bisa membuat tapi nggak bisa merawat,” ungkapnya.
Mbak Ita Turun Lapangan Langsung
Salah satu solusi lainnya, mbak Ita menyarankan agar dinas lebih selektif dalam memilih jenis tanaman yang tahan panas. Serta tidak membutuhkan air banyak seperti tanaman suruh-suruhan atau kacang-kacangan.
“Tidak harus yang macam-macam atau aneh terpenting adalah bersih, nyaman dan hijau. Tanaman tidak usah pilih yang mahal yang penting tahan terhadap panas, yang sudah di sampaikan tadi seperti suruh-suruhan, bayam-bayaman,” saran walikota perempuan pertama di kota Semarang tersebut. Yang terpenting menurutnya harus nyaman, cantik, adem, murah, dan mudah perawatannya.
Selanjutnya, mbak Ita juga menekankan upaya pencegahan banjir seperti crossing saluran air agar ada percepatan.
“Kita ini kan prioritas untuk pengelolaan banjir, pengendalian banjir. Sehingga apa yang harus dilakukan saat sekarang, kita lakukan,” pungkasnya.
Ia menekankan pada Dinas Pekerjaan Umum agar jangan terlena dengan kondisi saat ini yang tidak banjir. Karena nanti saat curah hujan tinggi mulai bulan Oktober-November akan terjadi lagi air yang naik. (*)
Editor: Elly Amaliyah