Maka itu, kegiatan tersebut berlandaskan kolaborasi interdisipliner yang bertujuan membuka jalan bagi proses produksi pengetahuan.
“Kolaborasi ini harapannya juga bisa mengungkap dan mengeksplorasi pengetahuan lokal berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan dan harmoni,” jelasnya.
Aktivis pangan Komunitas Lakoat Kujawas di Mollo, Timor, NTT, Dicky Senda, mengungkap kegiatan ini menjadi wadah untuk membangun dan memperkuat jejaring.
BACA JUGA: Gelar Indonesian International Culture Festival 2025, UKSW Tampilkan 23 Keragaman Budaya Nusantara
Khususnya, bagi para pegiat pangan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Yakni untuk melihat berbagai upaya mengatasi isu pangan dari berbagai perspektif.
“Sehingga semakin memperkaya wawasan serta pengetahuan dan menambah informasi baru dalam memecahkan berbagai problem seputar pangan,” jelasnya.
Sementara itu, rangkaian kegiatan berlanjut kunjungan lapangan ke Sanggar Omah Cikal di Dusun Tanon, Desa Ngrawan, Getasan, Kabupaten Semarang.
Kemudian, berlanjut kegiatan penelitian mandiri dan diskusi secara daring pada Oktober 2025 hingga Maret 2026 mendatang.
Rangkaian kegiatan bakal berakhir pada April 2026 mendatang dengan pertemuan daring untuk membagikan secara singkat hasil penelitian. Selain itu juga untuk merefleksikan isu-isu utama dalam proyek. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi