Ia berpandangan, bagi umat Muslim yang sedang berada di Bali, ibadah salat tarawih di Masjid tetap diperbolehkan, meskipun salah satu dari 4 pantangan saat Nyepi ialah dilarang bepergian atau amati lelungan.
“Saudara kami yang Muslim tetap dapat melaksanakan salat tarawih, bisa menggunakan sound system atau lampu untuk internal masjid saja,” jelasnya.
Tak Mengganggu Toleransi
Ia meyakini, hal ini tidak menganggu toleransi. Sebab, Nengah mengajak untuk beragama dengan luwes dan mengutamakan kemanusiaan diatas segalanya.
“Hendaknya beragama harus luwes, inti dari kita beragama itu adalah kemanusiaan,” ujarnya.
Setelah proses Tawur Kesanga usai, ratusan umat Hindu mengikuti persembahyangan bersama dan diakhiri dengan dharma wacana atau khotbah yang dipimpin oleh Nengah.
Salah satu umat Hindu yang pertama kali mengikuti prosesi ini, Arief (26) mengaku bahwa upacara berlangsung dengan khusyuk.
“Pertama kali sih ikut sembahyang dan tawur kesanga di Pura Agung Giri Natha ini. Awalnya saya kira umat di Semarang sedikit, tapi ternyata cukup banyak dan antusiasnya besar sekali,” ujar Arief. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto